
#Pugur.com – #Budidaya – #Ikan gabus adalah sejenis #ikan predator yang hidup di #air tawar. Ikan ini dikenal dengan banyak nama di berbagai daerah: bocek dari riau, aruan, haruan (Mly.,Bjn), kocolan (Btw.), bogo (Sd.), bayong, bogo, licingan (Bms.), kutuk (Jw.), kabos (Mhs.) dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris juga disebut dengan berbagai nama seperti common snakehead, snakehead murrel, chevron snakehead, striped snakehead dan juga aruan. Nama ilmiahnya adalah Channa striata (Bloch, 1793).
budidaya ikan gabus (Channa striata) memang memiliki tantangan tersendiri dibandingkan ikan air tawar lainnya, namun juga menjanjikan keuntungan karena tingginya permintaan untuk konsumsi dan pengobatan. Berikut adalah panduan lengkap cara budidaya ikan gabus:
Baca juga: Cara Menanam Sayur di Pekarangan. Paduan Bertani di Lahan Sempit
1. Pemahaman Dasar Ikan Gabus
Sebelum memulai, penting untuk memahami karakteristik ikan gabus:
- Predator: Ikan gabus adalah ikan karnivora yang rakus. Ini berarti mereka membutuhkan pakan dengan protein tinggi dan cenderung kanibal jika ukuran dan pakan tidak terkontrol.
- Adaptif: Gabus sangat toleran terhadap kondisi air yang buruk dan kadar oksigen rendah. Mereka memiliki labirin (alat pernapasan tambahan) yang memungkinkan mereka bertahan di lumpur atau kolam yang mengering dengan mengambil oksigen langsung dari udara.
- Pertumbuhan: Relatif cepat pada fase awal jika pakan tercukupi.
- Kanibalisme: Ini adalah tantangan utama. Gabus yang ukurannya berbeda akan saling memangsa.
Baca juga: Peluang Budidaya Kepiting Bakau di Bangka Belitung
2. Persiapan Kolam
Pemilihan dan persiapan kolam sangat krusial untuk budidaya gabus.
Jenis-Jenis Kolam:
- Kolam Tanah:
- Kelebihan: Biaya rendah, suhu air stabil, pakan alami melimpah.
- Kekurangan: Lebih sulit mengontrol kanibalisme dan kualitas air, rentan predator alami (ular, burung).
- Persiapan:
- Pengeringan: Keringkan dasar kolam hingga retak untuk membunuh hama dan penyakit.
- Pengapuran: Tebar kapur pertanian (dolomit) dengan dosis 100-200 gram/m² untuk menstabilkan pH. Diamkan 3-7 hari.
- Pemupukan Dasar: Tebar pupuk kandang yang sudah matang (misal: kotoran ayam/sapi) sebanyak 500-1000 gram/m² untuk menumbuhkan pakan alami. Diamkan 3-7 hari.
- Pengisian Air: Isi air secara bertahap hingga ketinggian sekitar 60-80 cm. Biarkan selama 5-7 hari hingga air berwarna hijau kecoklatan dan lumut dasar mulai tumbuh.
- Pemasangan Jaring: Pasang jaring atau waring di sekeliling kolam untuk mencegah ikan melompat keluar, karena gabus dikenal bisa melompat tinggi.
- Kolam Terpal:
- Kelebihan: Fleksibel, bisa di lahan terbatas, mudah dipindah, kontrol kualitas air lebih mudah, tidak perlu pengeringan kolam.
- Kekurangan: Suhu air fluktuatif, pakan alami sedikit, umur terpal terbatas.
- Persiapan:
- Pembuatan Rangka: Buat rangka dari bambu, kayu, atau baja ringan yang kuat.
- Pemasangan Terpal: Pasang terpal dengan rapi, pastikan ada saluran pembuangan dan pipa overflow.
- Pengisian Air: Isi air dan diamkan 3-5 hari. Tambahkan daun ketapang kering atau garam ikan untuk menetralkan bau terpal dan membantu adaptasi ikan. Ketinggian air idealnya 50-70 cm.
- Pemasangan Jaring/Penutup: Sangat penting untuk mencegah gabus melompat keluar.
- Kolam Beton/Semen:
- Kelebihan: Sangat kuat, awet, mudah dibersihkan, kontrol kualitas air sangat baik.
- Kekurangan: Biaya pembuatan mahal, suhu air fluktuatif, perlu netralisasi pH.
- Persiapan:
- Netralisasi: Kolam beton baru memiliki pH tinggi. Isi air, buang, lalu ulangi beberapa kali selama 7-10 hari. Rendam dengan pelepah pisang atau daun ketapang kering untuk mempercepat netralisasi.
- Pengisian Air: Setelah pH stabil, isi air hingga ketinggian 50-70 cm.
Baca juga: Kenaf: Bahan Baku Alternatif Industri Kertas, Tekstil, & Otomotif
3. Pemilihan dan Penebaran Bibit
Pemilihan bibit yang berkualitas dan proses penebaran yang benar sangat menentukan.
- Ciri Bibit Berkualitas:
- Gerakan lincah dan agresif.
- Tidak ada cacat fisik, sirip lengkap.
- Ukuran seragam (ini sangat penting untuk mengurangi kanibalisme).
- Berasal dari induk yang sehat dan terpercaya.
- Ukuran ideal untuk tebar biasanya 5-7 cm.
- Penebaran Bibit:
- Lakukan di pagi atau sore hari saat suhu tidak terlalu panas.
- Aklimatisasi: Biarkan kantong berisi bibit mengapung di kolam selama 15-30 menit untuk menyesuaikan suhu.
- Secara perlahan, buka kantong dan masukkan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam kantong. Biarkan bibit keluar sendiri.
- Kepadatan Tebar: Karena sifat kanibalnya, kepadatan tebar gabus tidak boleh terlalu tinggi. Idealnya 10-20 ekor/m² untuk pembesaran hingga ukuran konsumsi. Untuk pembenihan bisa lebih padat.
4. Pemberian Pakan
Pakan adalah komponen biaya terbesar. Gabus adalah karnivora, jadi butuh protein tinggi.
- Jenis Pakan:
- Pakan Hidup: Ini adalah pakan terbaik untuk gabus, terutama pada anakan. Contoh: ikan rucah (ikan kecil/sisa tangkapan), cacing sutra, cacing tanah, keong mas, ikan lele kecil, jangkrik, belatung (maggot BSF). Pakan hidup memicu insting predator mereka dan mengurangi kanibalisme karena mereka fokus memangsa pakan.
- Pakan Pelet: Pilih pelet dengan kandungan protein tinggi (min. 40%). Pelet bisa diberikan setelah ikan beradaptasi dengan pakan hidup, atau sebagai tambahan untuk melatih ikan agar terbiasa dengan pelet. Latih ikan sejak kecil agar terbiasa pelet.
- Frekuensi Pemberian Pakan:
- Anakan (ukuran 5-10 cm): 3-4 kali sehari.
- Remaja (ukuran 10-20 cm): 2-3 kali sehari.
- Dewasa (>20 cm): 1-2 kali sehari.
- Berikan hingga ikan kenyang atau tidak responsif lagi terhadap pakan. Hindari overfeeding.
- Strategi Pengurangan Kanibalisme:
- Sortasi Rutin: Lakukan sortasi (pemisahan) ikan berdasarkan ukuran setiap 2-3 minggu sekali. Pindahkan ikan yang lebih besar ke kolam lain atau wadah terpisah. Ini sangat penting!
- Pakan yang Cukup: Pastikan ikan selalu tercukupi pakannya. Ikan yang lapar cenderung kanibal.
5. Manajemen Kualitas Air
Meskipun gabus toleran, kualitas air yang baik tetap mendukung pertumbuhan optimal dan mencegah penyakit.
- Parameter Penting:
- Suhu: Ideal 26-30°C.
- pH: Ideal 6.5-8.0.
- Oksigen Terlarut (DO): Meskipun bisa bernapas di udara, DO yang cukup di air tetap penting.
- Amonia (NH3) & Nitrit (NO2): Harus tetap rendah.
- Cara Menjaga Kualitas Air:
- Pengurasan/Penggantian Air: Lakukan penggantian air parsial (20-30% volume kolam) jika air mulai keruh, berbau, atau terdapat banyak sisa pakan/kotoran. Frekuensi tergantung kepadatan ikan dan volume pakan.
- Penggunaan Probiotik: Bakteri baik dapat membantu mengurai sisa pakan dan kotoran, mengurangi amonia, dan menjaga kualitas air.
- Hindari Overfeeding: Sisa pakan yang tidak termakan akan membusuk dan mencemari air.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Gabus relatif tahan penyakit, namun tetap perlu waspada.
- Pencegahan:
- Gunakan bibit yang sehat.
- Jaga kualitas air.
- Berikan pakan berkualitas dan sesuai dosis.
- Lakukan sortasi rutin untuk menghindari kanibalisme dan stres.
- Sanitasi kolam secara teratur.
- Karantina bibit baru.
- Gejala Penyakit Umum: Ikan lesu, nafsu makan menurun, perubahan warna, luka di tubuh, sirip rusak.
- Penanganan: Jika ada ikan yang sakit, segera pisahkan. Gunakan obat ikan yang sesuai atau bahan alami seperti garam ikan (1-2 gram/liter air untuk rendaman) atau daun ketapang untuk mengurangi stres dan membunuh parasit ringan.
7. Panen
Panen dilakukan ketika ikan sudah mencapai ukuran konsumsi yang diinginkan, biasanya 200-500 gram per ekor.
- Waktu Panen: Bergantung pada ukuran bibit, pakan, dan manajemen, biasanya 4-6 bulan.
- Cara Panen:
- Untuk kolam tanah, keringkan kolam secara bertahap hingga ikan terkumpul.
- Untuk kolam terpal/beton, gunakan jaring yang sesuai untuk menangkap ikan.
- Lakukan dengan hati-hati untuk menghindari stres pada ikan.
- Pascapanen: Segera pasarkan ikan atau tampung di wadah khusus dengan aerasi yang baik jika tidak langsung dijual.
Budidaya ikan gabus memang menantang karena sifat kanibalnya, namun dengan manajemen yang cermat, terutama dalam hal sortasi ukuran dan pemberian pakan yang cukup dan sesuai, Anda bisa meraih keuntungan. Selamat mencoba!