Cara Pemupukan dan Perawatan kelapa Sawit Untuk Lahan Berpasir

#Pugur – #Pertanian – #Perawatan sawit untuk #lahan berpasir harus diperhatikan sejak #penanaman. Pemberian #bahan organik pada lubang tanaman harus dilakukan, hal ini bertujuan untuk meningkatkan unsur hara dalam tanah, mempertahankan kelembapan tanah, meningkatkan kadar tukar kation dalam tanah, dan meningkatkan kemampuan tanah menahan air.

Setelah ditanam di lahan berpasir, perawatan juga harus dilakukan terhadap tanaman agar dapat beradaptasi dengan cepat dan tumbuh sehat. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan dalam perawatan sawit untuk lahan berpasir, yaitu:

1. Mempertahankan Tanaman Penutup Tanah

Pastikan juga untuk mempertahankan tanaman penutup tanah seperti kacangan dan gulma yang bermanfaat sepreti (Nephrolepis biserrata) dibutuhkan untuk menahan air tanah dan menjaga kelemebapan tanah. Selain itu, mempetahankan tanaman penutup tanah dapat mengurangi erosi.

2. Pemanfaatan Bahan Organik

Sebaiknya menambahkan bahan organik yang mudah ditemukan di lahan perkebunan sawit, seperti tandan kosong sawit, kompos, dan lainnya.

Pemberian bahan organik di perkebunan kelapa sawit dengan lahan berpasir dapat membantu mempertahankan kelembapan tanah dan menambah unsur hara.

3. Pemupukan Tanaman Sawit

Pemupukan termasuk cara perawatan sawit yang paling penting dan perlu dilakukan secara konsisten. Pemberian pupuk organik pada kelapa sawit akan membantu memenuhi kebutuhan unsur hara serta mineral yang diperlukannya untuk tumbuh dan berkembang.

Pemupukan kelapa sawit memang wajib dilakukan mengingat lahan berpasir memiliki kandungan unsur hara yang rendah. Selain ditaburkan di sekitar tanaman, pemupukan pada lahan berpasir untuk sawit lebih baik juga dilakukan dengan cara dibenamkan. Tujuannya agar pupuk tidak mudah terlarut oleh air permukaan tanah lahan berpasir.

1. Pemilihan Jenis Pupuk:

Pupuk NPK:Pupuk NPK (Nitrogen, Fosfor, Kalium) dengan rasio seimbang seperti 12-12-17-2+TE sangat direkomendasikan untuk mendukung pertumbuhan vegetatif dan perkembangan buah.
Pupuk Organik:Pupuk organik seperti kompos, pupuk kandang, atau tandan kosong kelapa sawit dapat meningkatkan kandungan air dan unsur hara dalam tanah.

2. Dosis Pemupukan:

Fase Pembibitan:Pemupukan dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan cara dibenamkan 3-5 cm di sekitar bibit.
Fase Pertumbuhan:Dosis pupuk dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan rekomendasi dari ahli. Contohnya, NPK 12-12-17-2 dapat diberikan dengan dosis bertahap mulai dari 8 gram hingga 20 gram per tanaman, tergantung usia tanaman.
Penyemprotan pada Daun:Penggunaan pupuk cair yang disemprotkan pada daun juga dapat memberikan manfaat signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen, menurut penelitian Universitas Sriwijaya.

3. Metode Pemupukan:

Pemberian Pupuk dengan Cara Dibenamkan:Pupuk dibenamkan pada kedalaman 10-15 cm atau pada radius 2/3 dari tajuk tanaman untuk memaksimalkan penyerapan oleh akar.
Penyebaran di Sekitar Tanaman:Pupuk juga dapat disebarkan di sekitar tanaman, namun pastikan tidak mengenai batang tanaman secara langsung.

4. Manajemen Perkebunan:

Penggunaan Bahan Organik:Pupuk organik membantu meningkatkan daya ikat air dan unsur hara dalam tanah berpasir.
Pengendalian Gulma:Pertahankan keberadaan gulma yang bermanfaat untuk menahan air dan menjaga kelembapan tanah.
Pasokan Air yang Cukup:Pastikan ketersediaan air yang cukup, terutama pada musim kemarau, untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Erosi Tanah:Perhatikan potensi erosi tanah pada lahan berpasir dan lakukan tindakan pencegahan, seperti mempertahankan tanaman penutup tanah.

5. Pemantauan dan Evaluasi:

Lakukan pemantauan rutin terhadap kondisi tanaman dan tanah.
Evaluasi hasil pemupukan secara berkala untuk mengetahui efektivitasnya.
Sesuaikan dosis dan jenis pupuk jika diperlukan berdasarkan hasil pemantauan.