Desa pero terletak di tepi samudra hindia kabupaten sumba barat daya nusa tenggara timur,desa ini adalah desa nelayan dengan mayoritas penduduk muslim yang berasal dari ende flores.Saya tertarik ke desa ini karena membaca sebuah blog yang menggambarkan keadaan desa yang unik penduduknya muslim tapi berada di antara desa desa adat beragama merapu.Dan tentunya mempunyai pemandangan yang cantik ciri khas desa nelayan.
Saya tiba sore hari di desa pero dan menginap di penginapan satu-satunya di desa ini yaitu homestay bapak mega .Setelah istirahat sebentar langsung saya pergi ke pantai ,rencananya saya mau menikmati sunset.Dipinggir pantai banyak para nelayan yang akan melaut ,saya mencari pantai yang kosong untuk sejenak menceburkan diri dan benar tidak jauh dari para nelayan beraktifitas ada pantai yang bisa buat berenang.Saya melihat ada beberapa orang yang berenang rupanya mereka sebuah keluarga berasal dari desa kodi dan katanya kalau bukan hari libur pantai ini benar benar sepi.Setelah mereka pergi saya tinggal sendirian serasa pantai milik pribadi *guling-gulingan di pasir*
Hari mulai gelap,setelah berenang saya bermain main dengan 3 orang anak kecil sambil menunggu sunset.Saya tersenyum sendiri ketika anak anak kecil itu memanggil saya mister
“mister,ayo foto kita dong”!!
eh ,dikiranya saya orang jepang kali ya
Lalu saya mulai foto – fotoin mereka dengan gaya yang aneh-aneh,karena mereka sedang main lompat api menggunakan ban bekas.
“Mister,lagi dong” kata mereka
“Nggak ah,kalau masih memanggil mister saya nggak mau foto”
“Saya kan orang indonesia” kata saya
Anak-anak itu tertawa
“Panggil apa dong”??
“Panggil aja mas,abang atau kakak”..oke deh kakak
*teteup gue gak mau nyebutin bapak,atau om hahaha*
Saya berhenti sejenak bermain main dengan anak anak itu,pantai pero mulai berwarna jingga .Saya duduk diatas rumput memandang langit yang sangat indah matahari mulai tenggelam disertai pemandangan siluet siluet para nelayan berperahu meninggalkan daratan sumba untuk pergi melaut ,sayang saya tidak mempunyai kamera yang cukup canggih untuk mengabadikan aktifitas para nelayan dari jauh.Keinginan membeli kamera yang canggih selalu dikalahkan dengan keinginan membeli tiket pesawat *curcol*
eniwei,kembali saya bermain dengan anak-anak pero dan hari mulai gelap anak-anak itu saya suruh pulang dan saya berjanji mau bermain lagi keesokan harinya
“besok main lagi yah ,mister”!! kata mereka sambil berlari
Keesokan harinya sebelum mandi saya kembali menyambangi pantai ini,saya berjalan menyusuri pantai yang pada saat itu panas dan sepi sekali.Cukup jauh juga saya berjalan dan akhirnya balik lagi saya menjumpai bapak-bapak yang sedang berdiri sepertinya baru selesai berkebun.Sayapun basa basi ngobrol sebentar dan berjalan lagi nggak lama berjalan saya menengok ke belakang..dan tiba-tiba saya melihat bapak-bapak tersebut telanjang dan menceburkan diri ke laut oalah ternyata dia mau mandi dan menunggu saya lewat terlebih dahulu hahahaha benar-benar pantai pribadi.
Ketika saya cibang cibung di pantai sebelahnya ,saya melihat ada segerombolan anak-anak kecil laki-laki yang bermain-main di tebing-tebing pantai sambil melompat ke dalam air,usianya lebih tua sedikit dari anak-anak yang sebelumnya yang saya temui .Dan saat saya mendekat tiba-tiba mereka melihat saya dan berkata
“mister..mister foto dong”!
Lagi-lagi saya dipanggil mister,ah sudahlah saya males protes.
Tapi anak-anak tersebut memanggil mister dengan terlalu singkat dan gak enak kedengarannya
“Mis..disini aja mis foto-fotonya”!
“Mis..mis..aku dong di foto”!
Tuh kan saya seperti miss universe atau bisa di bilang bau amis hehehe
Anak-anak itu saya suruh pindah ke tebing yang lebih pendek supaya saya bisa mengambil fotonya.Saya mulai mengatur agar bisa mengambil foto per satu anak dengan atraksi-atraksi yang mereka bikin ,yah betul sepertinya mereka sudah terbiasa dengan lompat-lompatan indahnya ,ada yang salto di udara,tinju diudara,menendang dan banyak lagi.Dasar anak-anak itu pada kreatip(pake-p) sambil beratraksi di udara dan lompat ke air mereka memperkenalkan diri satu persatu tanpa disuruh.Tapi yang disebut justru pemain-pemain sepak bola hehehe
“ saya bambang pamungkas “!
“saya christian gonzales”!
“saya andik vermansyah”!
Untung aja nggak ada yang nyebut Lisa Rumbewas atau Lilyana natsir :p
Sesi foto-foto sudah selesai ,hari sudah sangat siang anak-anak tersebut pulang ke rumahnya masing-masing.Sebenarnya saya ingin mencetak foto tersebut untuk dibagi-bagikan tapi di sekitar situ nggak ada tempat cuci cetak foto .Saya janji sih akan balik lagi dan memberikan foto-foto ini kepada mereka.
Salah satu dari mereka berkata
“Mister,nanti sore datang lagi yah.kita akan bermain-main lagi di sini”
“oke ,pastinya”kata saya
“horreee..kata mereka
Padahal siang itu saya akan kembali melanjutkan perjalanan ke waikabubak dan nggak tau kapan akan balik lagi kesini.Haduh sepertinya saya nggak tega bilang untuk meninggalkan tempat ini mister saya belum puas bermain-main dengan mereka.
How to get there
Menuju tempat ini sangatlah mudah ada angkutan umum yang melayani rute ini yang beroperasi sampai sore hari dari waitabula.Jalur ini ramai jika ada acara pasola ,ya karena desa kodi adalah salah satu desa yang menyelenggarakan pasola dan desa ini ada di jalur waitabula –pero.Tapi jika pasola sudah berakhir maka jalur ini sepi pengunjung hanya ada beberapa turis saja yang berkunjung ke sini.