sejenis, misalnya, daya tarik seksual antara jantan dan betina. Ikan mengandalkan feromon untuk memicu respon sosial
dan untuk mengkoordinasikan perilaku reproduksi pada jantan dan betina. Para ilmuwan
di Pusat Sains Kelautan di Universitas Algarve di Faro, Portugal, dan di Institut
Max Planck untuk Ekologi Kimia di Jena, Jerman, kini telah mengidentifikasi molekul
sinyal dalam urin Ikan Tilapia Mozambik jantan
(Oreochromis mossambicus):
feromon ini meningkatkan produksi hormon dan mempercepat pematangan oosit pada reproduksi betina. Oleh karena itu, ikan nila Mozambik adalah salah satu
spesies ikan pertama di mana struktur kimia feromonnya telah
diidentifikasi dan dasar biologis dari aktivitasnya dijelaskan.
Perilaku sosial ikan tilapia Mozambik (Mujair) asli Afrika Selatan ini sangatlah kompleks. Ranking hierarkis yang ketat
antara jantan yang berjuang arena pacaran. Dengan mulut mereka, mujair jantan membuat galian pasir di tengah arena dengan tujuan untuk menarik betina
bertelur di sarang tersebut. Pada saat yang sama, mereka bertindak agresif untuk
menjaga jantan lain agar
menjauh. Jantan yang dominan terlihat buang air
kecil lebih sering dan menyemprotkan jumlah yang lebih besar dari urin di dalam
air selama perkelahian dibandingkan dengan saingan mereka. Urin mengandung feromon
yang mengurangi perilaku agresif pada jantan lain. Senyawa ini juga memikat
betina ke sarang dan memodifikasi status hormonal mereka dengan mempercepat pematangan
oosit.
Dua steroid sebagai komponen utama dalam urin
Prosedur ini menghasilkan dua zat murni yang struktur kimia
nya telahditetapkan dengan menggunakan spektroskopi resonansi magnetik nuklir (NMR). Identitas
mereka dikonfirmasi oleh sintesis kimia: “Dua struktur adalah stereoisomer
atau gambar cermin dari steroid pregnane-jenis yang terkait dengan asam glukuronat,” kata Bernd Schneider, kepala laboratorium NMR di Jena. Kedua jantan dan betina menunjukkan respon
yang sangat sensitif terhadap bau kedua steroid tersebut. Meskipun dua komponen
feromon merangsang sistem hormon betina dan memicu pemijahan, mereka
sendiri tidak mampu mengurangi perilaku agresif pada jantan pesaingnya. Para peneliti menganggap bahwa urin dari
jantan yang dominan harus mengandung zat tambahan yang
belum teridentifikasi yang berkontribusi terhadap efek ini dalam campuran yang kompleks. Sampai saat ini hanya sedikit feromon ikan yang telah diidentifikasi secara kimia. “Penemuan kami akan
memungkinkan untuk penyelidikan lebih lanjut, misalnya, mekanisme persepsi dan
pengolahan sinyal-sinyal kimia oleh otak untuk mengetahui
asal respon,
dalam hal ini kasus pematangan oosit dan perubahan perilaku,” kata Tina Keller-Costa,
yang melakukan percobaan untuk tesis PhD-nya.
Berbeda dari keluarga ikan mas (karper),
mujair tergolong ikan yang secara komersial lebih penting. Namun, budidaya ikan ini di banyak perairan tropis dan subtropis telah menyebabkan pertumbuhandan penyebaran populasi yang tidak terkendali. Penggunaan
feromon dapat membantu mengoptimalkan budidaya spesies ikan mujair ini dengan meningkatkan kesuburan betina dan mengurangi agresi di antara jantan yang bersaing. Feromon juga dapat membantu untuk
mengontrol perilaku invasif ikan ini, yang mengancam keseimbangan ekologi banyak
ekosistem.
mating at the right time: How pheromones signal mating cues in tilapia.
ScienceDaily. Retrieved September 8, 2014 from
www.sciencedaily.com/releases/2014/08/140829115915.htm