Profil Pengusaha Dzaky dan Naufal Rahim

Pengusaha kembar begitu kita melihat kedua pemuda ini. Mereka berhasil jualan di Tik Tok viral. Berkat kekembaran mereka serta keuletan. Bisnis mereka menjadi dikenal dan mampu menaikan penjualan. Dulu orang bilang Tik Tok tidak berguna tetapi tidak.
Tergantung orang bisa memanfaatkan media tersebut. Pengusaha kembar bernama Dzaky Muhammad Abdullah Rahim dan Naufal Muhammad Abdullah Rahim. Usia mereka masih 19 tahunan, tidak gagap teknologi terutama sosial media.
Bisnis Burger Chill
Dzaki menjelaskan mereka memang senang wirausaha. Udah usaha ketika masih sekolah menengah. Ia dan kembarannya ketika SMA, sudah jualan jajan seharga Rp.2 ribuan. “Awalnya gara- gara pengin mandiri aja, enggak mau ngerepotin orang tua,” jelasnya.
“Pengin beli HP pake uang sendiri,” Dzaki menjelaskan kepada Detik.com. Maka mereka berjualan aneka makanan ringan di kelas. Mereka menjadi reseller aneka makanan ringan, susu murni dan nasi kotak.
Mereka jualan aneka makanan. Ketika mereka naik kelas 12 SMA bertepatan pandemi. Covid 19 telah memaksa mereka belajar melalui daring. Belajar di rumah menghalangi mereka berwirausaha. Mereka tak dibolehkan berjualan diluar rumah.
Mereka tidak mau menyerah menjadi pengusaha muda. Si kembar memutar otak bahkan bertekad buat mendirikan brand sendiri. Salut. Mereka ingin lebih serius berusaha. Pertama mereka mau membuat brand keripik singkong, terus bola ubi, tetapi gagal.
Kemudian mereka memiliki ide ketika melihat roti mama. Roti coklat bikinan mama memang lezat dan mungkin menghasilkan. Tetapi mereka gagal menaikan roti isi coklat, alih- alih menyerah mereka coba membuat roti isi daging.
“Kami suka banget roti coklat dan keju buatan mamah. Cuma Naufal bilang jangan di situ karena harganya enggak bisa up, mending jualan roti yang isinya daging,” terusnya.
Dari sanalah mereka menemukan ide membuat burger. Roti isi daging kemudian dinamai Burger Chill. Mereka membuat burger isi daging ayam pada 14 Juni 2020. Burger Chill merupakan chicken burger ukuran kecil. Mini burger memenuhi kriteria makanan orang Indonesia.
Dimana orang kita tidak melihat burger makanan pokok. Kita hanya menjadikan burger camilan. Oleh karena itu burger ukuran kecil dinilai pas. Awal mereka memulai usaha berbekal pre- order. Dua kakak beradik tersebut hampir tanpa modal.
“Nggak ada modal sama sekali, kan open order. Kita juga buatnya masih di dapur rumah,” mereka lanjutkan. Begitu dibuka cuma mendapatkan pesanan dua. Itupun pemesan merupakan sahabat mereka.
Itu berjalan 2- 3 bulan cuma menghasilkan pesanan 5- 8 orang. Hampir tiga bulan macet, pesanan sangat sedikit itupun datang dari teman- teman. Dzaky dan Naufal memutar otak menaikan penjualan segera. Itulah mengapa mereka memulai membuat konten Tik Tok.
Di Tik Tok memang tengah viral konten pamer sesuatu. Ada orang pamer mendapat motor atau mobil dari orang tuanya. Mereka ikutan membuat konten namun berbeda. Dzaky dan Naufal memberikan edukasi bukan pamer kekayaan.
Dalam kontennya menampilkan mereka meminta dibelikan kendaraan. Meniru konten anak muda minta dibelikan vespa orang tua. Eh, bukannya dikasih vespa, mereka malah dikasih uang buat modal usaha. Konten tersebut ternyata viral karena memberikan inspirasi.
Pengusaha kembar menginspirasi anak muda tidak cuma meminta. Anak muda harus mandiri buat menghasilkan uang sendiri. Ini sangat menginspirasi sampai pengikutnya melonjak 90 ribuan. Ternyata berdampak kepada bisnis Burger Chill juga loh.
Mereka mendapat banyak pesanan. Bahkan sehari mereka mendapat pesanan 80- 100. Pesanan yang tertinggi pernah mereka kerjakan 180 pesanan. Omzet mereka mencapai Rp.15- 20 juta perbulan.
Mereka kini dibantu delapan orang karyawan, 5 orang mengurusi produksi dan pesanan dan tiga orang mengurusi sosial media. Jualan burger di Tik Tok viral membawa mereka membuka cabang. Ada 5 gerai cabang akan dibuka secara offline.
Burger Chill juga melayani penjualan online. Bertambah besarnya usaha Burger Chill sampai butuh karyawan baru. Langsung 90 orang melamar menjadi karyawan mereka. Kedua kakak beradik tersebut tidak melupakan pendidikan.
Walau mereka tengah sukses bukan berarti berhenti kuliah. Keduanya tercatat sebagai mahasiswa di Universitad Padjajaran, Fakultas Perikanan. Sejak SMA mereka memang mau menjadi pengusaha bidang F&B.
“Nah kuliah pilih perikanan karena menurut kami potensi terbesar Indonesia ya perikanan. Kami pikir kenapa enggak menguasai satu bidang yang bisa kita pegang untuk bekal,” tutup Dzaky.