Profil Pengusaha Nathalia Napitupulu dan Janet Dana

Berbisnis bareng sahabat emang asik. Inilah kisah Nathalia Napitupulu dan Janet Dana. Keduanya sepakat buat berbisnis bersama membangun brand fashion. Mereka adalah pemilik brand butik Gaudi sejak 2004. Mulai perencanaan desain, pemilihan bahan, serta melayani pelanggan dimulai dari keduanya sendiri.
Inspirasi internasional
Penjualan Gaudi juga mulai bagus. Kemudian Janet dan Nathan sepakat membuka beberapa gerai lagi di Jakarta. Masuk tahun kedua, Gaudi sudah memiliki tempat di tiga pusat perbelanjaan di Jakarta.
“Justru, pemilik mal yang memburu kami,” jelas Janet bersemangat. Pengembangan tidak perlu capai mencari tempat. Karena pihak mal sudah mengakui akan kualitas Gaudi.
Tidak perlu repot mencari tempat baru. Memasuki tahun ketiga mereka sudah membayar utang. Hutang dari kedua orang tua terbayar lunas dari bisnis mereka. Bisnis Gaudi berjalan mengalir layaknya sungai. Mereka makin update soal fasion. Tidak cuma remaja, wanita karir, juga termasuk aksesoris, sampai tas sendiri.
Pertembuhan bisnis mereka membawa nama Gaudi mulai merambah kota lain, seperti Medan, Semarang, Denpasar, Palembang, Makassar, dan Balikpapan. Tidak patah semangat meski persaingan berjualan di mal sangat ketat. Setiap kota pilihan mereka memiliki nilai beli baik.
Bisnis update
Harga jualnya antara Rp.88 ribu hingga Rp.250 ribu. Pelanggan juga akan selalu dimanjakan. Keduanya siap menghadirkan 40 item baru setiap bulan. Konsep gerai juga dibuat unik. Gerai didandani menurut tema yang akan dikonsep setiap tiga tahun sekali. Tujuannya agar pelanggan tidak bosan akan kehadiran Gaudi.
Masalah tetap ada meski mereka telah sukses. Suatu ketika mereka pernah memindahkan gerai. Mereka jadi harus mendekor ulang semuanya. Padahal keduanya mengaku tidak pernah telat bayar sewa. Semuanya karena pihal mal tidak mau mendukung. Padahal gerai keduanya selalu ramai didatangi pengunjung selalu.
Walaupun begitu keduanya tetap berusaha. Memastikan bahwa gerai mereka tidak kalah. Dengan brand dari luar negeri yang lebih dahulu bercokol. Natha bercerita bahwa mereka sempat tidak laku. Produknya tidak terjual dan menumpuk ketika awal usaha.
Mereka harus bekerja keras menghabiskan stok. Namun pengalaman tersebut mengajari bagaimana caranya mengatur stok. Kini mereka menyetok buat 26 gerai, berisi 700 item barang setiap produknya. Mereka menggaet konveksi Hong Kong tetapi tidak lupa akan konveksi lokal.
“Sering kali buat warna- warna tertentu belum bisa diproduksi di Indonesia,” jelas Natha.
Pengerjaan konveksi Hong Kong juga dikenal rapih. Agar produk tetap berkualitas, sampai sekarang saja Janet memilih bahan sendiri yang dipakai Gaudi. Janet juga ikutan mendesain motif pakaian. Juga termasuk rajin mengganti label pakaian dan tas pembungkus Gaudi.
Mereka mempekerjakan 300 karyawan. Menghasilkan omzet mencapai Rp.50 miliar. Walaupun sudah bisa dibilang sukses. Brand lokal ini masih memiliki ambisi. Mereka ingin menyamakan brand mereka dengan brand luar negeri. Kedua sahabat ini berambisi mengibarkan bendera Gaudi ke kancah internasional.
“Kami mempunyai mimpi seperti Zara,” ujar Natha. Target mereka sekarang membuka di Bangkok dan juga Singapura tiga tahun kedepan. Mempelajari bagaimana pasar Singapura yang akan menjadi sasaran pertama. Untuk mendukung mereka juga lahir brand baru yakni Heiress.