Sejumlah daerah di Indonesia masih banyak yang belum
teraliri listrik terutama daerah terpencil atau pelosok, padahal listrik adalah
bentuk energi yang sangat banyak pemanfaatannya sehingga memudahkan manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan di sisi lain dengan luasnya daerah
dan iklim tropis, Indonesia adalah sumber biomasa melimpah baik berupa
limbah-limbah agroindustri/pertanian ataupun yang diusahakan dengan cara ditanam. Biomasa ini bisa digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik.
teraliri listrik terutama daerah terpencil atau pelosok, padahal listrik adalah
bentuk energi yang sangat banyak pemanfaatannya sehingga memudahkan manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan di sisi lain dengan luasnya daerah
dan iklim tropis, Indonesia adalah sumber biomasa melimpah baik berupa
limbah-limbah agroindustri/pertanian ataupun yang diusahakan dengan cara ditanam. Biomasa ini bisa digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik.
Ada sejumlah teknologi melalui proses thermal untuk
menghasilkan listrik tersebut. Teknologi gasifikasi paling populer untuk tujuan
tersebut dibandingkan dengan pembakaran (combustion) dan pirolisis. Hal ini
karena teknologi gasifikasi bisa dirancang untuk kapasitas relatif kecil dan
masih ekonomis, sedangkan pembakaran (combustion) khususnya pada jenis steam
powerplant hanya ekonomis dan efisien
pada kapasitas pembangkit listrik cukup besar yakni lebih dari 1 MW, sedangkan pembakaran (combustion) pada
sistem Organic Rankine Cycle (ORC) mampu untuk produksi listrik skala lebih
kecil. Perbedaan steam powerplant yakni
menggunakan fluida berupa kukus atau steam sedangkan pada ORC memanfaatkan
fluida organik yang mampu menguap pada temperatur rendah. Jenis fluida organik
tersebut saat ini masih mahal dan teknologi ini tergolong masih baru sehingga belum banyak
dikenal sehingga belum tentu cocok untuk digunakan di daerah terpencil atau
pelosok Indonesia. Sedangkan pirolisis lebih cocok untuk produksi material
seperti arang, torrefied biomass atau biooil, yang dipakai sebagai bahan bakar
atau bahan kimia, atau arang bisa diolah lanjut sebagai arang aktif.
menghasilkan listrik tersebut. Teknologi gasifikasi paling populer untuk tujuan
tersebut dibandingkan dengan pembakaran (combustion) dan pirolisis. Hal ini
karena teknologi gasifikasi bisa dirancang untuk kapasitas relatif kecil dan
masih ekonomis, sedangkan pembakaran (combustion) khususnya pada jenis steam
powerplant hanya ekonomis dan efisien
pada kapasitas pembangkit listrik cukup besar yakni lebih dari 1 MW, sedangkan pembakaran (combustion) pada
sistem Organic Rankine Cycle (ORC) mampu untuk produksi listrik skala lebih
kecil. Perbedaan steam powerplant yakni
menggunakan fluida berupa kukus atau steam sedangkan pada ORC memanfaatkan
fluida organik yang mampu menguap pada temperatur rendah. Jenis fluida organik
tersebut saat ini masih mahal dan teknologi ini tergolong masih baru sehingga belum banyak
dikenal sehingga belum tentu cocok untuk digunakan di daerah terpencil atau
pelosok Indonesia. Sedangkan pirolisis lebih cocok untuk produksi material
seperti arang, torrefied biomass atau biooil, yang dipakai sebagai bahan bakar
atau bahan kimia, atau arang bisa diolah lanjut sebagai arang aktif.
Teknologi gasifikasi inilah yang saat ini paling populer dan
banyak digunakan untuk membangkitkan listrik dari biomasa. Dan apabila ditinjau
lebih spesifik maka gasifikasi tumpukan tetap (fixed bed) dengan aliran udara downdraft
–lah yang paling banyak digunakan karena terutama operasional lebih mudah dan syngas
yang dihasilkan lebih bersih sehingga mudah dikondisikan sebagai bahan bakar
generator untuk menghasilkan listrik.
Sedangkan gasifikasi fluidized bed banyak digunakan pada kapasitas
pembangkit lebih besar dan bahan bakar limbah agroindustri/pertanian, karena alasan salah
satunya kandungan klorin yang tinggi limbah agroindustri/pertanian yang korosif terhadap logam.
banyak digunakan untuk membangkitkan listrik dari biomasa. Dan apabila ditinjau
lebih spesifik maka gasifikasi tumpukan tetap (fixed bed) dengan aliran udara downdraft
–lah yang paling banyak digunakan karena terutama operasional lebih mudah dan syngas
yang dihasilkan lebih bersih sehingga mudah dikondisikan sebagai bahan bakar
generator untuk menghasilkan listrik.
Sedangkan gasifikasi fluidized bed banyak digunakan pada kapasitas
pembangkit lebih besar dan bahan bakar limbah agroindustri/pertanian, karena alasan salah
satunya kandungan klorin yang tinggi limbah agroindustri/pertanian yang korosif terhadap logam.