Di ulleri ,Saya menginap di sebuah guesthouse sederhana bertingkat 2 , berlantai dan berdinding kayu.Kamarnya sempit terdiri dari 2 dipan dan memiliki selimut yang tebal ,ciri khas penginapan didaerah dingin.Harga yang ditawarkan pun murah hanya 100 rs(12500 rupiah kurs februari 2014) dengan catatan kita harus membeli makanan minimal sekali itupun harus makanan yang berat seperti nasi goreng atau mie goreng kalau cuma membeli mie instan atau keripik kentang maka harga lodge akan dinaikan .Harga makanan beratnya paling murah 25 ribu rupiah dengan rasa ya gitu deh.
kamar sederhana |
Setelah makan malam dan menyeruput mint tea maka waktunya saya beristirahat.Badan benar -benar capek ,tulang -tulang ngerenteug terutama bagian kaki dan bokong ditambah dinginnya udara pegunungan membuat saya tertidur pulas berbalut sleeping bag dan 2 selimut tebal.Paginya saya merasa badan segar kembali .Ketika saya keluar kamar dan duduk di beranda tampaklah gunung salju menyembul sedikit diantara dua pegunungan hijau,tampaknya himalaya cuma memberikan appetizer nya saja sedangkan main course nya bisa saya dapatkan keesokan harinya
Gereja dijalur ulleri-gorephani |
Setelah sarapan sayapun melanjutkan perjalanan menuju Ghorepani,waktu yang dibutuhkan cuma 4 jam itu kata orang lokal tapi untuk saya sebagai angkoters dan ojekers mungkin bisa -bisa setengah hari,saya menargetkan 5-6 jam ajah termasuk leyeh leyeh,gegoleran,ngeteh- ngeteh,haha hihi dll.Perjalanan saya mulai pukul 11 pagi
Kejutan selanjutnya adalah saya bertenu dengan 2 orang trekker jepang yang sepanjang perjalanan selalu bernyanyi dan mereka membawa gitar.wah..disini saya benar-benar terhibur sayangnya mereka hanya membawakan lagu-lagu jepang yang asing ditelinga saya cuma tahu lagu sukiyaki itupun setelah dibawakan kembali oleh 4 pm dalam versi bahasa inggris di era 90an,coba mereka membawakan lagu mayumi itsuwa yang kokoro no tomo mungkin saya bisa ikut bernyanyi* ahayy tua banget gue*
Saya mempercepat langkah meninggalkan trekker jepang yang lagi asik menghibur turis singapore disebuah restoran.Tangga -tangga batu mulai berubah menjadi jalan tanah biasa bercampur batu dan akar pohon. Karena mulai memasuki hutan, pemandangan yang tadinya terbuka kini menjadi tertutup oleh rimbunnya pepohonan,desa-desa sudah nggak kelihatan lagi disini saya mulai mengatur ritme langkah kaki ,ngeri juga trekiing seorang diri .Kadang -kadang saya berjalan pelan menunggu para trekker atau penduduk lokal yang akan lewat ,ketika sudah jalan beriringan malah saya yang sering ketinggalan hahaha .
Disambut kerbau |
Sisa Salju |
Nggak terasa saya sudah tiba di Ghorepani untungnya hari belum gelap dan saya menghabiskan waktu selama 6 jam trekking santai .Udara dingin sudah menusuk nusuk tulang terlihat dibeberapa tempat ada tumpukan salju yang sudah berubah menjadi es.Kali ini saya mendapatkan penginapan yang petugasnya jutek dan nggak ada senyum-senyumnya.Tanpa basa basi lagi saya memesan dan menikmati mie instan panas -panas ditengah dinginnya Ghorepani.
Namaste Ghorepani!
Pintu gerbang |