Profil Pengusaha Bambang Setiawan

Usaha Jangkrik
Bambang juga menyebut produk olahan jangkrik juga disiapkan.
“Tahun ini kita lakukan legalitasnya, awal pemasarannya coba lewat online, media sosial sambil kita promosikan membuka agen,” ungkapnya.
Asal Usul Usaha
Usut- punya usut kisah Bambang bukan langsung sukses berbisnis. Menurut laman Kontan, semua usaha pernah ia lakukan sebelum kepincut jangkrik. Awalnya, saat masih kuliah, ia telah menjadi suplier untuk kebutuhan katering kampus khususnya di acara seminar dan workshop.
“Di ITB setiap minggunya pasti ada saja seminar, pelatihan, dan saya lihat itu sebagai peluang,” ungkapnya. Ia pun lantas mengajak pengusaha katering lokal. Dari sekedar mensuplai seminar, workshop, kemudian ia lalu berkembang ke menjadi suplier acara puasa.
“Saat itu populasi jangkrik di kota Cirebon terus menurun,” pungkasnya.
Setelah resmi menggenggam gelar Sarjana Teknik ITB dijalankannya ide tersebut. Bambang mantap menjadi pengusaha jangkrik. Dijualnya motor satu- satunya untuk modal berbisnis jangkrik. Setelah ditabung sedikit uang tabungan terkumpulah uang 7 juta.
Bukan melamar kerja tapi dicari pencari kerja. Bambang mengaku justru beberapa perusahaan menawarinya bekerja. “Tapi saya menolak,” jawabnya. Sikapnya itu cukup membuat orang tuanya kecewa.
Soal kapasitas produksi disebutnya 200 kg dan 8 kg telur jangkrik siap dibudidayakan. Berkat usahanya itu ia mendapat aneka penghargaan termasuk Wirausaha Mandiri 2014.
Website: jangkrikindonesia.com



