Berbicara atau diam ini merupakan sebuah kosa kata yang sangat sederhana, bahkan Setiap hari kita mengucapkan kata-kata, sehingga sama sekali tidak ada hal yang menarik untuk dibahas. Tetapi, mengapa ada orang yang dibayar hingga puluhan juta rupiah untuk berbicara selama satu atau dua jam saja? Ada orang yang dicintai karena perkataan-perkataannya. Dan ada orang yang dibenci karena ucapan-ucapannya. Oleh sebab itu, kesederhanaan dibalik makna ‘berbicara’ pastilah memiliki keistimewaan yang layak untuk kita renungkan.
Berbicara bukanlah sekedar keterampilan memainkan lidah untuk berkomunikasi dengan orang lain. Melainkan juga menjadi salah satu sarana untuk menyampaikan gagasan, bertukar pikiran, juga mempengaruhi orang lain.
persoalannya sekarang ini adalah apakah harus berbicara atau diam, tentu saja tergantung dari apa yang akan dibicarakan, demikian juga diam, kenapa harus diam?
Sesungguhnya beruntunglah bagi orang-orang yang dapat menjaga lidahnya untuk tetap diam, daripada mereka yang rajin mengucapkan perkataan yang tidak memiliki manfaat apa-apa. Resiko tertinggi orang yang diam adalah ‘disebut orang pasif’. Sedangkan resiko terrendah bagi orang yang banyak bicara adalah disebut ‘orang yang banyak omong’. Manfaat terbesar bagi orang yang diam adalah ‘tidak dibenci oleh orang lain’. Sedangkan manfaat terbesar bagi orang yang berbicara adalah; ‘pahala yang mengalir atas kata-katanya yang baik dan benar’. Maka berbicaralah yang baik-baik saja karena pahala kebaikannya sangat besar. Atau kalau tidak bisa mengucapkan perkataan yang baik, maka sebaiknya ya diam saja. Sebagai Manusia tentu saja kita Boleh bicara dan boleh juga diam. Namun yang perlu diingat, sedikit bicara tapi bermanfaat dan mengandung hikmah daripada banyak bicara tapi banyak bohongnya apalagi menimbulkan fitnah itu yang akan menimbulkan bid’ah yang akhirnya sesat dan menyesatkan.
Demikian saja Sampai disini dulu, semoga bermanfaat