Gagal masuk daftar oran terkaya, ternyata, eh ternyata Sandiaga Uno tengah mengerjakan mega- proyek. Tak tanggung- tanggung bisnisnya adalah bisnis gunung emas. Bahkan digadang menjadi yang terbesar kedua setelah Freeport. Hal unik lainnya adalah perusahaan bernama PT. Merdeka Copper and Gold Tbk, yang mana pada pembukannya sudah rugi $5 juta (Rp. 60 miliar) pada tahun lalu. Tapi tetap optimis bahwa nanti si gunung emas tersebut akan menghasilkan.
Karena memang belum berproduksi dan direncanakan berproduksi tahun depan. Ini anak usaha dari PT. Saratoga Sedaya Tbk. dan Provident Capital, komposisi sahamnya unik, ada nama- nama besar seperti Boy Thohir dan Soeryadjaya. BEI sendiri sudah membuat aturan buat perusahaan unik ini. Perusahaan yang sudah melantai sejak 2014 tapi belum untung apapun; bahkan rugi.
Hitung- hitungnya dari 2014- 2015 ini, tercatat, perusahaan tersebut merugi $5 juta. Dan, baru diperkirakan akan untung pada 2017. Apakah kamu sudah bisa beli sahamnya, sayangnya, perusahaan ini belum rencana untuk IPO.
Group Saratoga sendiri memegang saham terbanyak yakni 25,7%. Lantas ada perusahaan Group Provident 32,8%, kemudian milik perorangan senilai 31% dan Pemda Banyuwangi pemilik 10%. Ini belumlah termasuk IPO yang mana bisa saja berubah.
Tambang terbesar
Seperti dilansir dari laman Detik.com, menurut Presiden Direktur Merdeka Copper, Adi Ardiansyah Sjoekri menyebut pasti ini akan jadi terbesar kedua selepas Freeport. Dengan komposisi orang- orang asli Indonesia bisa jadi ini langkah baik untuk perubahan dalam pengolahan minerba Indonesia.
Letak tambangnya sendiri ada di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, yang mana dekat dengan kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Walaupun belum berproduksi tapi sudah ada di pasar saham, yang mana baru- baru ini melakukan IPO. Bisa dibilang harganya wah sejalan dengan kepercayaan Sandi di bisnis barunya tersebut. Akan menghasilkan, bahkan dihitung- hitung akan bisa menghasilkan 90.000 ounce pada tahun 2017.
Harga sahamnya Rp.1.800 sampai Rp.2.100 yang mana dijual sebanyak 874.363.644. Yang mana dalam arikelnya taget menghasilkan sokongan dana senilai Rp.1,5 triliun hingga Rp.1,8 triliun.
“Kegiatan tambang sudah kliring lahan untuk persiapan pembuatan jalan, konstruksi pertengahan tahun ini,” tutup Adi.