Profil Pengusaha Nina Agustina

Sebenarnya perintih usaha dijalankan Nina Agustina adalah sang ayah. Dijalankan mendinga ayah, Widarto, yang juga merupakan anggota TNI aktif kala itu. Sebagai anak tentara Nina sudah terbiasa melihat senjata tajam. Namanya pisau khas TNI sudah tidak asing dimata ibu dua orang anak ini.
Bisnis senjata tajam
Tantangan bisnis
Amphibious juga pernah menjadi pegangan petugas keamanan (satpam), petugas SAR, tetapi tidak melulu untuk satu model saja. Perkembangan desain produk mereka juga masih dijalankan Nina.
Memang sulit mencari pandai besi yang mau mengerjakan. Namun tidak langsung ketemu cocok. Karena nama mereka terkadang tidak sesuai digadangkan masyarakat sekitar. Meski begitu buat finishing, syukur, Nina memiliki pegawai siap membuat sarung, pegangan, dan penghalusan dari tempaan pandai besi.
Bisa saja tidak memakai pandai besi. Namun hasilnya tidak akan sekuat dan setajam diharapkan. Karena itu tidak langsung dipotong kemudian dibentuk. Tahap penempaan merupakan krusial dalam bisnis mereka. Ia menyebutkan proses pembakaran akan sukses jika dilakukan pandai besi asli.
Disisi pandi besi handal terbatas. Pesanan ke Nina memang cenderung banyak. Pesanan dari berbagai pihak kedinasan menanti. Jumlahnya besar terus, alhasil ya dia memutuskan tidak menerima beberapa pesanan. Total 330 model telah diproduksi workshop mereka mulai pisau dapur sampai samurai bisa.
Buat samurai ada jenis kenzi dan tanto. Yaitu samurai pendek buat harakiri. Juga samurai panjang layaknya di film. Soal logo serta ukiran diserahkan ke pemesan bisa. Walaupun tanpa sang ayah, Nina tetap yakin, percaya diri membangun bisnis keluarga bahkan memproduksi desain buatannya sendiri.
Ia sadar jika tidak akan ditinggalkan konsumen. Buat model baru dicari lewat internet. Inspirasi tidak bisa ditunggu saja. Tentu sejumlah modifikasi dilakukan agar lebih tajam. Nina sekarang melayani sejumlah toko aksesoris militer di penjuru Indonesia. Dia memiliki dua showroom di Banyuwangi, Jawa Timur.
Dan usahanya rajin mengikuti pameran. Harga jual variatif mulai Rp.10 ribuan, sampai samurai yang bisa mencapai jutaan. Soal omzet sudah Rp.200 juta per- bulan. Kemudian pisau laku lainnya yakni pisau King Cobra. Sang suami akan membantu urusan eksternal, sedangkan didalam Nina mengurusi semuanya.
Pembeli banyak dari berbagai latar belakang. Ada tukang jagal hewan yang memerlukan ketajaman pisau. Atau ada sekedar pengkoleksi pisau atau samurai.