Siapa sangka printer 3D telah memasuki ranah non- plastik. Jika kita bertahan pada konsep printer ini cuma buat bikin model dari plastik. It’s damn wrong. Ini dibuktikan oleh seorang Bret Pettis, entrepreneur geek asal New York, Amerika, yang sukses menggabungkan bakat seni dan bisnis. Tak tanggung- tanggung dia lah penemu Makerbot sekaligus CEO perusahaan printer 3D. Perusahaan yang tak hanya membuat produk dari plastik, dengan mesinnya, Bret memampu membuat bahkan batu kapur.
Startup printer 3D
Pettis mempunyai passion untuk membuat sesuatu dengan kreatifitasnya. Blog -nya bernama ‘I Make Things’ berisi segala pengalaman dirinya. Dia dikenal sebagai seorang pemikir sejak kecil. Ketika kecil dia sudah berpikir membuat sepedanya sendiri dan memperbaikinya ketika rusak. Ini sebuah keahlian yang sangatlah mendukung hidupnya. Namun yang membuatnya berbeda ialah fakta bahwa dia ingin membuat orang lain bisa seperti dirinya.
Tak lama, presentasinya di aneka media termasuk blog pribadinya menarik perhatian orang- orang di majalah MAKE. Pada tahun 2006, ia mulai memproduksi dan mengunggah ‘Project Weekend’, yaitu majalah video podcast, di mana ia mengajar jutaan pemirsa untuk membuat segala macam kreasi dari pita, dompet dan kamera layang- layang. Ia juga menciptakan proyek-proyek media baru untuk Etsy, tempat para pengrajin online.
Pettis tinggal di Brooklyn bersama pasangannya Kio Stark dan putri 2 tahun mereka, Nika, yang tidak jauh dari kantornya di Makerbot. Dia suka memainkan banjo untuk bersantai. Pada tahun 2009, ia dan Stark menjabarkan manifastasinya, yang mempunya 13 aturan untuk mencapai kreatitifitas. “Kami menulis dalam 20 menit,” lapornya, “karena kami hanya memiliki 20 menit untuk menyelesaikannya.” Ini termaktub dalam aneka tutorial mereka di dunia internet.
“Saya tidak tahu saya tidak bisa melakukannya,” ujar Pettis, “jadi saya melakukannya.”