Benih Dan Syaratnya
Benih patin yang tidak berkualitas akan mudah terkena penyakit dan pertumbuhannya kurang optimal.Pemilihan bibit patin yang berkualitas sebagai berikut: Berasal dari bibit yang berkualitas. Memiliki sertifikat vaksin (apabila dilakukan vaksinasi).
Cara memperoleh benih patin dengan memijahkan sendiri atau membeli di petani (pembenih) maupun pengumpul. Asal usul benih patin ikut menentukan berhasil tidaknya usaha budi daya patin. Untuk budi daya di dataran rendah, sebaiknya menggunakan benih yang berasal dari daerah dataran rendah juga. Pertimbangannya adalah untuk mempersingkat waktu adaptasi serta mengurangi tingginya resiko kematian yang terjadi.

Harga benih patin sangat bervariasi, tergantung dari ukuran benih, wilayah atau daerah tempat menjualnya. Pembelian benih langsung pada petani (pembenih) tentu lebih murah dibandingkan pembelian pada pengumpul. Tempat pembelian benih ikan sebaiknya tidak terlalu jauh. Hal ini disebabkan peluang matinya benih saat pengangkutan akan semakin besar. Selain itu, biaya transportasi pun menjadi tinggi.
Benih patin yang dipilih harus benarbenar baik dan sehat. Benih patin yang tidak baik gampang sekali terkena penyakit dan pertumbuhannya kurang optimal. Pemilihan benih yang patin yang baik dan sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a) Ukuran benih seragam dan berwarna cerah (mengilap).
b) Gerakannya lincah dan gesit.
c) Tidak cacat dan tidak ada luka di tubuhnya.
d) Bebas dari bibit penyakit.
e) Posisi tubuh dalam air normal.
Benih patin untuk kegiatan pembesaran secara intensif minimal berukuran 3—4 inci/ ekor. Ukuran benih patin sebaiknya seragam. Tujuannya agar masing-masing patin tidak saling mengganggu dan pertumbuhannya bisa seragam. Benih patin yang tidak seragam menyebabkan persaingan mendapatkan pakan dan ruang gerak. Ikan berukuran lebih besar dipastikan tumbuh lebih cepat, sementara yang kecil tetap kuntet. Benih patin yang berukuran kecil juga akan kalah dalam bersaing mendapat pakan.Sumber