Dua point renungan
Dua alasan kenapa orang pintar tak diterima bekerja. Sedikit lain, dari apa yang kita pikirkan, tapi jika kita cermati ada benarnya juga. Mungkin mereka punya banyak pengalaman dibidang pekerjaan, juga memiliki personalitiy disana, dan pendidikan sangat bagus lebih dari memuaskan. Tapi bisa saja mereka akan lah jadi orang yang paling lama mendapatkan pekerjaan. Atau, tak mendapatkan pekerjaan yang pantas.
Maurice Ewing, PhD, CEO dan pendiri Conquer, dalam tulisan di LinkedIn post, dikutip oleh situs populer Business Insider, menulis tantang dua alasan kenapa orang pintar tidak diterima kerja.
Mungkin terdengar tak masuk akal? Orang pintar lebih cenderung salah mempercayai insting mereka ketika membuat keputusan; mereka biasanya, ketika membuat kesalahan, akan melogika kesalahan mereka dari kita yang normal; dan, mereka cenderung melihat bias yang lebih mudah pada orang lain daripada diri mereka sendiri (juga dikenal sebagai “Bias blind spot”).
Jadi apa yang jadi kelemahan orang pintar, berikut dua pointnya:
1. Dalam resume mereka, orang pintar, akan mendetail dan terlalu panjang dalam memprofil diri mereka.Dari kecerdasan yang tinggi adalah kemampuan untuk melakukan lebih banyak kegiatan dalam jumlah waktu yang lebih singkat daripada kebanyakan orang lain, jelas Ewing. Akibatnya, profil mereka akan sangatlah penjang tentang apa yang mereka lakukan sepuluh tahun lebih dari orang lain.
Manajer perekrutan cenderung merasa keberatan dengan informasi, dan dapat mengabaikan pengalaman yang relevan. Plus, mengirimkan profil resume sangat panjang mungkin terlihat seperti “kamu mencoba terlalu keras”. Jika kami simpulkan mencoba terlalu keras berarti kamu justru terlihat tak percaya diri. Menunjukan apa saja yang relevan dengan apa yang akan dikerjakan dan dibutuhkan, bertindaklah smart bukan terlihat smart.
“Akan lebih baik untuk sampai ke tujuan, sorot pengalaman yang relevan, keterampilan, peralatan, dan silsilah dalam format logis,” katanya.
2. Orang pintar akan kelebihan pengalaman. Mereka akan bercerita keras tentang apa yang mereka pernah lakukan, bukan apa yang mereka inginkan. Padahal dalam sesi wawancara, pewawancara ingin melihat apa yang kita jawab dari pertanyaan, bagaimana kita menjawab. Bukan apa yang pernah kita lakukan pada post yang akan kita tuju dalam tes wawancara tersebut.
Orang pintar seharusnya merangkum apa yang dia lakukan, talenta, kemapuan mereka sedemikian rupa untuk membantu mereka bekerja nanti. Kita tak bisa bersandar pada pengetahuan apa dari apa yang pernah kita kerjakan, yang terbaik pernah kita kerjakan jelas Ewing.
Untuk lebih jelas silahkan follow linknya