Kali ini saya akan menulis tentang Pengendalian Hama dan Penyakit pada Jagung secara terpadu yang merupakan program nasional untuk menciptakan landasan bagi pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. PHT, adalah upaya pengendalian populasi atau tingkat serangan organisme pengganggu tumbuhan dengan menggunakan satu atau lebih dari berbagai teknik pengendalian yang dikembangkan dalam satu kesatuan, untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis dan lingkungan hidup.
Tujuan kegiatan pengendalian hama penyakit pada tanaman jagung adalah :
- Untuk mengantisipasi dan menghindari terjadinya serangan hama penyakit yang akan menurunkan hasil produksi atau terjadinya kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan usahatani budidaya jagung.
- Untuk menjaga agar pertumbuhan tanaman tetap sehat.
- Untuk menghindari pemakaian obat-obatan atau pestisida yang kurang efektif, yang akan menurunkan mutu produksi karena pengaruh residu pestisida.
- Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam kegiatan pengendalian hama penyakit tanaman secara terpadu di tingkat lapangan usaha tani.
Tanaman jagung terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan biji. Beberapa jenis hama dan penyakit tanaman jagung yang sering merusak dan menggangu pertumbuhan jagung dan mempengaruhi produktivitas antara lain :
a. Hama tanaman jagung, macam-macamnya : hama lundi, lalat bibit, ulat tanah, ulat daun, penggerek batang, ulat tentara, ulat tongkol.
b. Penyakit tanaman jagung, macam-macamnya : bulai, cendawan, bercak ungu, karat.
Sebelum terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman jagung tersebut maka dapat dilaksanakan langkah-langkah pencegahan dengan cara :
a. Penggunaan varietas bibit yang resisten
b. Penggunaan teknik-teknik agronomi
c. Penggunaan desinfektan pada benih yang akan ditanam
d. Pemeliharaan dan pemanfaatan musuh-musuh alami
Langkah terakhir pemberantasan hama penyakit tanaman dilakukan dengan penggunaan bahan-bahan pestisida apabila tingkat serangan sudah mencapai pada ambang ekonomi atau diatas ambang ekonomi, dalam hal ini harus dilaksanakan kegiatan penelitian lapangan dan pendataan yang sebaik-baiknya.
a. Hama Lundi, menyerang tanaman pada waktu pertumbuhan, pengendaliannya dengan cara mengatur waktu tanam, atau dengan menggunakan insektisida sistemik, yang ditabur ke dalam tanah, misalnya Mephosfolan atau Carbofuran dengan dosis 1,5 kg bahan aktif/ha, cara lain pengendaliannya adalah dengan menanam lebih awal.
b. Lalat Bibit (Antherigona exigua Stein) menyerang biji yang baru tumbuh, pengendaliannya dilakukan 2-3 hari sekali, atau menggunakan insektisida folidol, agrocide, dengan dosis seperti anjuran (misal 1,5 – 2 cc/liter air)
c. Ulat Tanah (Agrotis sp) menyerang tanaman kecil, dikendalikan dengan cara manual dengan membunuh ulatnya, atau sebelum ditanam tanahnya ditaburi Carbopuran.
d. Ulat Daun (Prodenia litura F) menyerang pucuk daun pada waktu tanaman berumur 1 bulan, harus disemprot dengan salah satu insektisida yang dianjurkan.
e. Penggerek Batang (Sesamia inferens Wlk) menyerang tanaman yang sudah berbunga, dapat dilakukan pencegahan dengan penyemprotan pada waktu tanaman menjelang berbunga (dengan insektisida yang dianjurkan dan sesuai dosis).
f. Ulat Tentara (Leucania unifenuta HAW) menyerang tanaman dewasa pada malam hari, segera dikendalikan apabila serangan sudah mencapai diatas ambang ekonomi.
g. Ulat Tongkol (Heliothis armigera HSN) merupakan lalat perusak tanaman, menyerang bakal buah atau tongkol jagung, disemprot bila diperlukan saja, waktu penyemprotan yang baik adalah pagi hari antara 06.00-09.00 atau pada sore hari antara 16.00-18.00.
h. Penyakit Bulai (Corn downy mildew) berbentuk cendawan (jamur), gejala serangan timbul garis kuning yang lebar pada daun, bila terbawa dari benih maka setiap daun muda yang baru tumbuh nampak kuning, penularannya melalui benih atau melalui spora yang terbawa angin. Cara pengendaliannya menanam varietas yang tahan, menanam secara serentak, pencampuran sentrimone.
i. Penyakit Helminthosporium, penyakit cendawan dengan gejala serangan membentuk bercak lonjong berwarna kuning di tengah dan dikelilingi warna coklat, menyerang daun, pelepah dan tongkol, cara pengendalian menghindari penanaman yang terus menerus, penyemprotan dengan fungisida sesuai petunjuk dan anjuran.
j. Penyakit Karat, penyakit cendawan Puccinia polysora dengan gejala serangan noda kecil diatas permukaan daun bagian atas, pada bercak terdapat tepung berwarna coklat kuning. Cara pengendalian menanam varietas yang tahan, memusnahkan tanaman yang terserang dengan membakar dan membenamkan kedalam tanah.
Dalam rangka mempertahankan kuantitas dan kwalitas hasil produksi usahatani tanaman jagung, maka kegiatan pengendalian hama dan penyakit tanaman penting sekali untuk dilaksanakan. Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam kegiatan pengendalian hama penyakit tanaman ini harus memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan hidup dan mengutamakan prinsip-prinsip pengendalian hama penyakit secara terpadu.