permintaan cukup signifikan, walaupun dibanding energi primer yakni dari energi
fossil prosentasenya juga belum seberapa. Sebuah studi menyatakan bahwa pada
tahun 2014 estimasi permintaan wood pellet hingga 23 juta ton dan pada tahun 2024 akan
mencapai 50 juta ton secara global. Ketersediaan bahan baku dan keberlangsungan pasokannya tetap menjadi issue penting untuk suksesnya produksi wood pellet
secara berkesinambungan. Sedangkan untuk pasar Eropa dan Amerika Utara adalah pasar
utama diikuti kemudian oleh Asia. Eropa dan Amerika Utara mengunakan wood
pellet sebagai pemanas ruangan (space
heating) disamping untuk industri sedangkan Asia penggunaan wood pellet
terutama untuk industri.
Photo diambil dari sini |
heating market, North American heating market, dan Asian industrial market.
Prediksi permintaan global tersebut lebih detailnya sebagai berikut :
– European
Industrial Markets—termasuk Belgia, Denmark, Belanda, Swedia dan Inggris.
– European
Heating Markets—termasuk Austria, Denmark,
Prancis, Jerman, Italia dan Swedia
– Asian
Industrial Markets—Termasuk Korea dan Jepang
– North
American Markets—Termasuk Amerika Serikat dan Kanada
Diagram Carbon-Flow |
Dilihat dari
aspek lingkungan pemanfaatan bahan bakar wood pellet dari biomasa berkayu
adalah strategi carbon neutral. Sedangkan pemanfaatan biomasa sebagai carbon negative dengan biochar tampaknya belum menjadi perhatian ataupun kombinasi
carbon neutral dan carbon negative dengan pemanfaatan teknologi paling cocok
untuk itu yakni continous slow pyrolysis nampaknya juga belum mengarah ke situ.