Profil Pengusaha Sarah Keihl
Bermula bisnis kecil- kecilan membawa Sarah Keihl kini sukses. Sarah gadis 23 tahun, yang sejak dulu tertarik dunia entrepreneurship, sejak kuliah ia selalu berpikir mau berbisnis apa. Dia selalu membaca buku tentang kewirausahan yang kemudian mantap ia. Restoran dan kafe milik Sarah Keihl terpopuler dan terkenal di sosmed, terutama aplikasi Instagram.
Membuka Kafe
“Tren anak kuliah saat itu identik dengan nongkrong, akhirnya aku memutar otak dan membuat list kira- kira kebutuhannya apa saja,” ia menambahkan.
Dia pun berpikir membuka usaha kafe pertama. Itualah Cotton.Inc hasil modal tabungan bisnis online. Ia menjelaskab kepada sebenarnya berbisnis jualan berjualan pakaian tersebut berjalan sangat baik, dan bahkan telah repeat order berkali- kali; tetapi ia ingin terus bberkembang.
Pernah suatu ketika, dirinya nekat membeli pakaian sampai 5000 potong, namub diluar ekspetasinya malah itu semua habis terjual. Repeat ordernya bisa berulang- ulang hingga membuat usahanya membesar. Hanya saja Sarah ingin membuka kafe, maka berdirilah bermodal uang- uang dari keuntungan bisnis pakaian dan aksesoris.
Bisnis restoran dan kafe Cotton.Inc ini bermula dari tempat tanpa pegawai satupun. Alias Sarah harus memasak sendiri semua menu kafe. Pengelolaan keuangan sampai belanja ia lakukan sendiri. Rutinitas beberapa bulan itu sempat menyita waktu tidur. Sarah nampak kelelahan, karena tak jarang pulang pukul 02.00 pagi dari kafe.
“Saya harus mengorbankan jam tidur, apalagi saat maba, jadwal bisa dikatakan sangat padat, pagi sampai siang kuliah dan sorenya berangkat ke kafe,” kenang Sarah.
Bayangkan anak gadis pulang jam 2 pagi sampai 7 pagi harus berangkat. Berangkat harus lebih awal karena dia tidak mau terjebak macet. Ditambah lagi jarak kampus dan rumahnya bisa dibilang lumayan jauh. Terkadang ia berangkat ke kampus tanpa mandi.
Merintis usaha pertama kali terkadang uang hilang. Ketika memasak di dapur, Sarah tak jarang harus rela uang jualan lenyap. Dia tinggal ke dapur kembali sudah tidak ada. Semua karena Sarah belum memiliki mesin khas atau semua manual.
Dia learning by doing beberapa tahun. Di Cotton.Inc, ia menjual kembang gula, es krim, dan kopi. Awal es krim dibuatnya dengan diakali karena tidak punya freezer. Ia menggunakan kulkas biasa maka diakalai dengan kemasan kecil- kecil.
Sarah mengemas kecil agar bisa muat di tempat terbatas. Keuntungan kafe nampak lumayan, maka dia putar uang keuntungan buat membeli freezer. Begitu seterusnya berbianis, setiap ada keuntungan, pasti diputarkan ke dalam bisnisnya lagi.
Sampai Sarah mampu membeli neon box untuk berpromosi. Tiap malam, kini, nama kafenya dapat terlihat jelas. Dengan begitu anak muda akan datang dan tertarik nongkrong sampai malam. Alhamdulillah, dia bersyukur karena ramai sekali, bahkan kafe Cotton Inc terkenal seantero Malang dan luar kota.
Anak pertama dari tiga saudara yang telah bekerja sangat keras. Enam bulan berlalu, Sarah mulai tau pola bisnis, sampai membangun lebih baik. Dari manajemen sampai pengorganisasian dia kembangkan kembali. Tempatnya semakin banyak diliput oleh media hingga mendapat banyak pengunjung.
Mendirikan Restoran
Cotton Inc sukses tidak membuat Sarah berhenti. Dia memulai bisnis kafe baru bernama Keylabs Cafe. Bila Cotton Inc menspesialkan menu gulali kapas. Maka Keylabs Cafe mengunggulkan menu ice cream nitrogen. Kafe kedua juga sama- sama membludak sampai diluar ekspektasi.
Dia lalu berekspansi sampai ke Bali. Kembali Sara membuka kafe lainnya bernama Astep Bistro. Tidak berhenti sampai di situ, Sarah juga ikut join membangun restoran sate Taichan Goreng. Ada dua lokasi di Malang dan Surabaya. Semua berkat Sarah sukses membentuk pola berbisnis yang sesuai kebutuhannya.
Sarah semakin ambisius karena dia telah menemukan apa pola bisnisnya. Bisnis berikutnya ia membuka usaha kosmetik Hair Repair by Sarah Keihl. Gadis cantik ini lantas melanjutkan kerja sama membangun restoran mie. Namanya Mie Bangcad yang dibuka sejak 2011, menghasilkan lebih banyak daripada bayangan.
Sarah pun mulai mampu membeli mobil mewah, membangun rumah dan membeli apartemen. Sudah tidak lagi merepotkan orang tua. “…yang paling penting adalah doa orang tua, karena doa tersebut Insya Allah akan melancarkan segala urusan,” jelasnya.
Pengorbanan bisnis dilakukan Sarah terbayar di masa depan. Waktu tidur yang telah hilang, kini telah kembali, dan bahkan dia dapat berlibur sampai keluar negeri. Tentu Sarah bukan tipikal yang senang berdiam diri. Ia akan kembali mengerjakan bisnisnya atau menjadi pembicara ke kampus- kampus.
Ia selalu memotivasi mahasiswa untuk memulai berbisnis. “Saya orang yang ambisius, untuk itu setiap pagi bangun tidur harus ada yang dikerjakan, jangan ada haris yang terbuang sia- sia,” ujarnya kepada pewarta Malang Post Online.