#Pugur – #Ternak Kelinci: Antara Hobi #Hewan Hias & #Peluang Bisnis #Kuliner – #Kelinci sudah lama dikenal sebagai hewan yang lucu, jinak, dan menggemaskan. Banyak orang memeliharanya sebagai hewan hias sekaligus sahabat di rumah. Namun di sisi lain, kelinci juga memiliki nilai ekonomis tinggi sebagai sumber daging yang #bergizi, rendah kolesterol, dan mulai dilirik sebagai alternatif kuliner sehat. Perpaduan inilah yang menjadikan ternak kelinci bisa berjalan dalam dua jalur: hobi sekaligus bisnis kuliner.
Baca Juga: Usaha Kroto (Telur Semut Rangrang): Peluang Menjanjikan dari Hobi Burung & Ikan

1. Kelinci Sebagai Hewan Hias
Bagi pecinta hewan, kelinci hias punya daya tarik tersendiri. Jenis-jenis populer seperti Anggora, Rex, Lionhead, dan Holland Lop banyak digemari karena bulunya yang indah dan karakternya yang manja. Pasarnya cukup luas, mulai dari komunitas pecinta kelinci, pameran hewan, hingga sebagai hadiah atau peliharaan keluarga.
Kelebihan beternak kelinci hias:
- Modal relatif kecil, bisa dimulai dari kandang sederhana.
- Permintaan stabil di kalangan hobiis.
- Nilai jual tinggi untuk jenis ras unggul.
Namun kelemahannya, kelinci hias butuh perhatian ekstra dalam perawatan bulu, kebersihan kandang, serta kualitas pakan agar tetap sehat dan menarik.
2. Kelinci Sebagai Sumber Daging
Di sisi lain, daging kelinci mulai populer sebagai alternatif pangan sehat. Kandungan proteinnya tinggi, lemak rendah, dan cocok untuk diet. Di beberapa daerah, warung sate kelinci atau restoran khas sudah cukup dikenal masyarakat.
Kelebihan beternak kelinci pedaging:
- Pertumbuhan cepat, siap panen dalam 3–4 bulan.
- Pakan lebih fleksibel (sayuran, rumput, pelet).
- Pasar kuliner terus berkembang, terutama bagi pecinta sate kelinci dan olahan modern (burger, nugget, bakso).
Tantangannya terletak pada edukasi konsumen. Tidak semua orang terbiasa makan daging kelinci, sehingga perlu promosi yang kreatif dan penyajian menarik agar diterima lebih luas.
Baca Juga: Peternakan Burung Puyuh (Telur & Daging) – Kebutuhan Rutin, Pasarnya Luas
3. Model Hybrid: Hobi + Kuliner
Menggabungkan dua jalur ini adalah strategi yang cerdas. Peternak bisa mengawali dari segmen hobi (menjual kelinci hias dengan margin lebih tinggi), kemudian memanfaatkan keturunan yang tidak masuk standar ras untuk dijual sebagai kelinci pedaging. Dengan cara ini, tidak ada potensi ternak yang terbuang.
Contoh pola hybrid:
- Breeding kelinci hias → anakan kualitas tinggi dijual ke pasar hobiis.
- Anakan kualitas standar → dialihkan ke pasar kuliner.
- Hasil sampingan (kotoran kelinci) → bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk pertanian.
4. Tips Memulai Ternak Kelinci
- Pilih ras sesuai tujuan: Anggora/Rex untuk hias, New Zealand/Californian untuk pedaging.
- Sediakan kandang bersih & nyaman: ventilasi baik, terhindar dari predator, dan tidak lembab.
- Pakan seimbang: kombinasikan sayuran segar, rumput, dan pelet.
- Jaga kesehatan: vaksinasi, sanitasi kandang, serta perhatikan tanda-tanda penyakit.
- Bangun jaringan pasar: gabung komunitas hobiis, jalin relasi dengan pedagang kuliner, hingga promosi lewat media sosial.
5. Prospek Ke Depan
Dengan meningkatnya tren healthy lifestyle dan hobi pet-friendly, ternak kelinci menawarkan peluang bisnis berlapis. Pasar hias bisa menyasar pecinta hewan, sementara pasar kuliner menyasar konsumen yang mencari sumber protein sehat. Apalagi, produk turunan seperti pupuk organik dan kerajinan dari kulit kelinci juga dapat menambah nilai.
Baca Juga: Usaha Bank Sampah Mini: Beli & Jual Sampah Daur Ulang, Kolaborasi dengan Warga
Kesimpulan
Ternak kelinci bukan sekadar aktivitas beternak biasa, tetapi bisa menjadi kombinasi antara hobi yang menyenangkan dan bisnis yang menguntungkan. Dari kelinci hias yang lucu hingga daging kelinci yang kaya manfaat, peluang terbuka lebar bagi siapa saja yang serius menekuni usaha ini.