Biografi Benedict Cashocha inspiratif
Ketika kelas 6, seorang guru berbicara mengenai proyek membuat sebuah situs. Ben Casnocha kecil tampak lebih bersemangat dari teman- teman lainnya. Situs bukanlah hal baru, baginya teknologi merupakan bagian dari hidup. Dia yang selalu mengerjakan pelajaran teknologi dengan baik. Terlahir bernama Benedict T. Casnocha adalah seorang entrepreneur dan seorang penulis dari Amerika. Dia tinggal di San Frasisco, merupakan CEO dan founder ComCat, sebuah firma teknologi pemerintah.
Ia adalah seorang penulis dari dua buku terkenal. Salah satunya berjudul “Start- Up of You”, sebuah buku yang diterbitkan oleh the New York Time berubah best seller.
Ben membuat situs sendiri ketika masih kelas 6 SD kemudian menjadi ide bisnisnya kedepan. Dari semua pengalaman di bidang teknologi, ComCate lahir menjadi bisnis serius bahkan dari sekolah dasar. Perusahaan pertama yang menjadi sumber kekayaanya. Dia berinvestasi semenjak kecil dan menjadi kaya setelah dewasa.
Ben pernah bejualan permen karet ketika berumur tujuh tahun kepada saudaranya. Dia kala itu dari umur 7 hingga 11 tahun ketika memulai membangun perusahaan ComCate Ia sadar akan keberadaan software sangat diperlukan di masa mendatang.
ComCate mulai serius mengambil proyek kementrian IT daripada Silicon Valley. Mereka mencoba meminta Ben, sebagai CEO, dan sebagai ahli teknologi memenuhin kelengkapan IT di kementrian. Sebuah kontrak khusus dimana ComCate merupakan perusahaan kecil terpercaya menjadi rekanan resmi kementrian.
Menjadi pengusaha
Berumur 17 tahun, seorang remaja telah diluar tanggung jawabnya sebagai seorang anak. Ben beberapa minggu terakhir harus menemui meeting dengan investor di pagi hari ketika sekolah baru dimulai. Malam sebelumnya, Ben menemani seorang investor makan malam. Beberapa hari kemudian, dia harus menemui Marc Benioff, CEO dan Founder software Salesforce.com, dan yang paling akhir makan malam dengan pengusaha real estate.
“Itu semakin gila,” ucap Ben, yang mengambil libur guna menjalankan ComCate, perusahaan software dari San Frasisco yang dimulai dari kamar tidur ketika 12 tahun.”ini bukan keseharian anda duduk dengan anak 13 tahun dan mendengarkan rencananya merubah dunia,” ucap Greg Prow, a venture capitalist yang bertemu Ben di September 2001.
Majunya teknologi, seperti internet, dan jangkauan luas membuat remaja mudah memulai bisnis. Deberapa tahun yang lalu, di Starbuck, Ben terlihat seperti anak lain yang minum secangkir kopi setelah pulang sekolah. Berpakaian gari- garis hitam, celana jean, sepatu sneaker, dia memasang iPod, memegang BlackBerry dan PowerBook di punggungnya.
“Kita tidak punya waktu untuk bersantai. Klien berasumsi, dia orang yang dewasa terlihat dari penampilan dan prilakunya,” kata Richmond melanjutkan.
Meskipun bisa dibilang mentor, Richmond menyebut hubunganya dengan “atasannya” tidak sedekat itu. Dia masih menjaga profesionalitas. Mereka berdua, Richmond (41) dan Ben (14), disibukan dengan jadwal panjang, pertemuan bisnis, dan rencana kerja. Richmond menganggap atasannya sudah mengerti apa yang harus dilakukan antara menjadi remaja dan perbisnis.
Selama masa sekolah, Ben bangun jam 6 pagi. Dia membaca puluhan email tentang bisnis, melihat website dan blog untuk belajar sendiri. Di waktu senjang, Ben bisa menyelesaikan sebuah buku hingga 50.000 kata. Dia kemudian menyelesaikan 120 buku di 16 bulan terakhir. Dia ingin selalu membaca hingga 4.200 buku di 60 tahun kemudian.
Gaya hidup ambisus seperti ini memerlukan perhatian ekstra darinya. Dia mengaku baginya menjadi ambisus berarti sulit, membingungkan, dan menyedot waktu. Dia yang mahasiswa baru di University of Chicago dan Cornell University mengaku mengadopsi kepribadian ganda. Dia memiliki Ben profesional selalu berkata non- formal “Hello, Ben Casnocha” dan happy-go-lucky Ben atau Ben bahagi berkata “Hey, what’s up?”. Secara garis besarnya Ben Casnocah masih memiliki kehidupan remajaa 15 tahun apapun keadaanya.
Dia sempat terganggu pendidikannya sebagai pelajar dan mahasiswa baru. Dia sebagai mahasiwa baru rela mendapat nilai biasa dengan dua nilai C. Indeks Prestasinya juga tidak terlalu menonjol hanya 3.0, tetapi di semester berikutnya itu bisa berubah 3.2. Dia belajar banyak dan mulai mengikuti meditasi setiap hari guna memastikan keseimbangan. Ia menyisihkan waktu sekitar 15 menit perhari untuk meringankan stess. Ben tidak mau kehilangan masanya meski tetap bekerja keras.