Budidaya Udang galah
Pemanenan udang galah dapat dilakukan setelah 3 sampai 5 bulan masa pemeliharaan. Untuk mendapatkan hasil yang layak dijual, bisa memilih udang dengan jumlah 30 sampai 40 ekor per kg, yaitu merupakan standar ukuran pasar.
Tidak hanya diminati di Indonesia, kelezatan daging udang galah juga terkenal sampai ke luar negeri. Jumlahnya yang tidak banyak membuat harga udang galah seringkali tinggi di pasaran. Maka dari itu, jika Bapak/Ibu tertarik untuk melakukan budidaya udang galah, kesempatannya masih terbuka lebar!
Peluang Usaha Budidaya Udang Galah
Udang galah memiliki ukuran paling besar jika dibandingkan dengan jenis udang air tawar lainnya. Selain ukurannya yang besar, potensinya pun juga besar untuk menghasilkan keuntungan. Udang ini juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena banyak digemari orang di Jepang dan di beberapa negara di Eropa sehingga menjadikannya salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia.
Walaupun peluang bisnisnya sangat tinggi, bisnis udang galah juga mempunyai beberapa hambatan. Salah satunya adalah ketersediaan benur udang yang cukup terbatas. Benur udang galah sangat sulit dicari di pasaran.
Jika Bapak/Ibu ingin memulai budidaya udang galah, Bapak/Ibu harus memperhatikan hal ini. Selain itu, udang galah merupakan udang yang rentan akan kondisi air yang tidak bagus. Kualitas air yang buruk bisa menyebabkan kematian benur-benur udang galah.
Tips Sukses Budidaya Udang Galah
1. Persiapan Budidaya
Dalam tahap ini, yang harus menjadi perhatian Bapak/Ibu adalah lokasi tambak dan persiapan kolam budidaya. Usahakan untuk memilih tambak di lokasi strategis yang bisa dilalui oleh kendaraan roda 4. Jangan tempatkan tambak di lokasi yang dekat kawasan industri karena limbah dan polusi yang dihasilkan kawasan industri akan mempengaruhi kualitas air tambak.
Untuk tipe tambak, Bapak/Ibu bisa memakai tambak terpal, tanah, atau beton. Tambak juga harus ditaburi kapur dan pupuk untuk memperlancar budidaya. Sebelum Bapak/Ibu menaburkan pupuk dan kapur ke tanah dasar tambak, sebaiknya Bapak/Ibu menggemburkan dan meratakan dasar kolam.
Di sini pupuk berfungsi untuk menumbuhkan fitoplankton dan zooplankton sebagai pakan alami udang. Sedangkan Kapur berfungsi untuk menjaga derajat keasaman air (pH 7-8,5). Selain untuk menjaga derajat keasaman, pengapuran juga berguna untuk membunuh telur-telur ikan predator dan jamur.
Bapak/Ibu juga harus menyiapkan alat-alat seperti jaring, pengangkut benur, serokan, ember, ayakan dari kain, dan cangkul untuk menunjang proses budidaya.
2. Pemilihan dan Penebaran Benur Udang Galah
Pemilihan benur merupakan langkah yang tidak kalah pentingnya dalam budidaya udang galah. Jika Bapak/Ibu ingin mendapatkan hasil panen yang berkualitas, maka Bapak/Ibu harus memilih bibit yang sehat dan berkualitas.
Ada 2 cara untuk mendapatkan bibit udang galah. Pertama, Bapak/Ibu bisa melakukan pendederan sendiri untuk menghemat modal. Pendederan dilakukan selama 30-60 hari dari udang yang masih larva hingga menjadi benur dengan ukuran yang siap dibudidayakan. Akan tetapi, proses pendederan merupakan proses yang tidak mudah dan memakan waktu yang lama. Benur yang dihasilkan pun belum tentu berkualitas baik.
Yang kedua, Bapak/Ibu bisa langsung membeli benur udang galah di toko benur. Membeli langsung benur di toko memang akan memakan biaya yang lebih banyak, namun mereka sudah siap dibudidayakan sehingga Bapak/Ibu tidak lagi repot melakukan pendederan. Tetapi, Bapak/Ibu tidak boleh asal-asalan dalam memilih benur di toko, karena tidak semua benur di toko mempunyai kualitas yang baik dan sehat.
Di bawah ini adalah beberapa ciri benur yang mempunyai kualitas yang baik:
- Pertumbuhannya cepat
- Beradaptasi dengan baik di tambak
- Tahan terhadap virus dan bakteri
- Bergerak lincah bila dipindahkan ke wadah lain
- Tidak ada cacat atau luka
- Tingkat ketahanan yang tinggi terhadap penyakit
Setelah Bapak/Ibu mendapatkan benur yang sehat dan berkualitas baik, saatnya Bapak/Ibu melakukan proses aklimatisasi sebelum benur ditebar ke tambak.
Proses aklimatisasi adalah proses yang harus dilalui bibit agar nantinya mereka bisa beradaptasi dengan baik di tambak. Setelah proses aklimatisasi selesai, Bapak/Ibu bisa memulai proses penebaran benur dengan mengairi tambak terlebih dahulu selama 15 menit sebelum benur ditebar. Penebaran harus dilakukan secara perlahan dan hati-hati demi menghindari stres pada benur.
3. Pemberian Pakan Udang Galah
Tidak hanya udang vaname, namun udang galah juga bisa melakukan kanibalisme ke sesamanya jika Bapak/Ibu telat memberi pakan. Kanibalisme pada udang adalah proses memakan sesama yang dilakukan udang ketika mereka merasa lapar. Oleh karena itu, Bapak/Ibu harus selalu tepat waktu untuk memberi makan udang galah dengan porsi yang cukup.
Kandungan protein, vitamin, dan zat-zat bergizi lain dalam pakan juga harus Bapak/Ibu perhatikan. Untuk tumbuh dengan kualitas baik, udang galah butuh pakan yang mengandung protein tinggi. Bapak/Ibu bisa membeli pakan buatan pabrik atau membuat pakan sendiri, loh. Biasanya bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat pakan sendiri adalah tumbuh-tumbuhan seperti ampas kelapa, talas, singkong, jagung, dll. Tetapi, pakan tidak boleh diberikan terlalu banyak karena bisa memperkeruh air tambak dan akan membahayakan benur.
Bapak/Ibu bisa memberikan pakan pada pagi, siang, sore, dan malam hari. Sesuaikan jumlah pakan yang diberikan dengan ukuran benur yang Bapak/Ibu pelihara. Jangan sampai kekurangan atau kelebihan ya, Bapak/Ibu.
4. Pencegahan Hama dan Penyakit
Hama, virus, penyakit, dan bakteri adalah hal yang dapat menyebabkan kerugian karena akan menurunkan kualitas dan kuantitas hasil produksi udang galah. Untuk mencegah masuknya hama ke dalam tambak, buat saringan kolam di pintu masuk dan keluar air.
Selain itu, Bapak/Ibu juga harus mengecek kesehatan benur secara berkala dengan melakukan sampling secara acak. Sampling ini dilakukan dengan pengamatan secara visual dan mikroskopis untuk memeriksa gejala penyakit dan kesempurnaan bentuk tubuh udang. Biasanya penyakit pada udang juga bisa disebabkan oleh buruknya sirkulasi di tambak. Untuk memperbaiki sirkulasi yang buruk ini, Bapak/Ibu dapat memasang kincir di atas tambak.
5. Panen Udang Galah
Idealnya udang galah dipanen jika sudah mencapai bobot 20-25 gram per ekornya. Untuk mencapai bobot ini, udang galah membutuhkan waktu 5-6 bulan. Semakin besar ukuran udang galah maka semakin baik lagi bagi Bapak/Ibu karena harganya juga akan semakin tinggi.
Untuk menghindari sinar matahari agar udang tidak stres pada saat di panen, lakukan panen pada malam atau dini hari. Selain memperhatikan waktu panen, sebaiknya udang galah juga dimasukkan ke dalam box berisi es batu atau freezer agar tetap segar.Sumber