Biografi Shawn Fanning
Shawn Fanning (lahir 22 November 1980) adalah programer, serial entrepreneur, dan angel investor. Ia dikenal atas karyanya Napster, pelopor bisnis sistem P2P di internet di 1998. Popularitas Napster mulai di dengar oleh seluruh dunia, dan dia mulai dikenal. Fanning hadir di halaman depan Time Magazine. Situsnya kemudian ditutup atas tuntutan Recording Industry Association of America (RIAA).
Setelah lulus, Fanning masuk Northeastern University melalui jalur beasiswa. Ia mengambil jurusan komputer science. “Mencari sebuah tantangan lebih dari level pelajaran, saya mulai menulis program berbasis sistem Windows,” ujarnya. Dia tidak menemukan idenya jauh, ketika teman sekamarnya kecanduan sebuah situs, mp3.lycos.com. “Itu mulai mengakar tidak hanya tentang MP3, Lycos, dan Scour.net, tetapi juga (keinginan) untuk membuat komunitas,” terangnya kenapa tertarik menulis kode, terutama menulis Napster.com.
Dia cepat menyadari bahwa dirinya telah paham pelajaran yang diajarkan di kelas. Dan, ketika dirinya masuk ke kelas lebih tinggi justru tidak diterima. Sejak itu, dia mulai frustasi karena dia sudah mengetahui semua yang akan diajarkan oleh sang dosen. Dia memutuskan drop- out dari kampus Northeastern pada 1999. Diwaktu yang sama ketika kuliah di Northeastern, ia telah mengembangkan Napster dan itu mulai dikenal luas sebagai temuannya.
Fanning memutuskan drop-out tanpa gelar apapun, dan memulai bisnis Napster.
Napster menjadi bisnis yang membawa banyak nama besar. Tidak hanya Shawn Fanning, bisnis Napster telah melibatkan nama- nama besar seperti Sean Parker, penemu Facebook, dan John Fanning. Dia adalah John Fanning, sang paman yang mengajari kedua remaja tersebut tentang bisnis internet. Dia bersama GM Roman Dzindzichashvili, Shawn Faning, dan Brian McBarron merupakan tokoh dibalik situs Chess.net. Dia kemudian menjelma menjadi CEO dari Napster, sedangkan Sean Parker dan Shawn Faning bekerja di sistemnya.
Ketika berumur 14 tahun, Faning bertemu Sean Parker di internet dan keduanya kemudian terikat berbagai diskusi tentang teori fisika dan meretas komputer. Ia menawarkan Parker untuk bersama- sama mengerjakan temuannya. Mereka mendirikan Naspter, situs berbagi musik gratis bagi para penggunanya. Napster memulai dengan modal $50.000 lalu diluncurkan pada Juni 1999.
Dalam satu tahun, Napster telah memiliki satu juta pengguna dimana semuanya merupakan penggemar musik.Pengguna akan saling berbagi menjadikan Napster tempat terbaik untuk mencari lagu lama, lagu demo, dan lagu dari konser. Banyak pengguna merasa dibenarkan karena meraka sebelumnya membeli dalam bentuk asli seperti CD atau kaset tape. Mereka akan mengunduhnya dalam sistem P2P.
Dan, pengguna yang kebanyakan mahasiswa membuat koneksi di kampus terganggu. Para Pengguna mulai saling mengirim file berformat MP3. Sistem koneksi terganggu dimana 60% sumbernya berasal dari kegiatan saling berbagi musik. Kampus- yang takut akan legalitas bisnis ini; memutuskan memblok situs Napster dari halaman. Dari mulut ke mulut, situs ini tidak lagi terbatas pada kampus ke kampus, tetapi setiap individu.
Meski secara sistem menyakiti “pendapatan” record label, ada beberapa penyanyi indie bisa menjadi hal berbeda. File yang saling dibagi secara nyata menstimulasi penjualan. Di Oktober 2000, Kid A sebuah band tanpa lagu single dan hanya bernyanyi di radio, masuk Billboard 200 penjualan terbaik sejak seminggu rilis. Ini menjadi bukti berbeda. Menurut Richard Menta dari MP3 Newswire, efek Napster mampu menjadi alat terbaik untuk promosi terlepas dari elementnya.
Sejak 2000- an, beberapa artis memilih untuk tidak berhubungan dengan record industri, memilih musiknya dapat didengar melalui mulut ke mulut melalui media internet.
Jatuhnya bisnis
Pada Juli 2001, Napster menutup semua layanannya untuk memenuhi permintaan tuntutan. Pada tanggal 24 September 2001, kasus tuntutan oleh Recording Industry Association of America (RIAA). Perusahaan harus membayar $26.000.000 sebagai ganti hak cipta semua file yang telah dibagi. Sedangkan royalti pembayaran mereka harus senilai $10 juta untuk selanjutnya. Dalam rangka membayar semua itu, Napster menggunakan sistem berlangganan atau berbayar.
Di 2003, Fanning membuka perusahaan baru, Snopcat, bersama Jordan Mendelson (teknisi Napster), dan Ron Conway. Perusahaan ini bercita-cita menjadi pasar yang sah bagi media digital. Namun, mitra mereka dan masyarakat tidak merespon dengan baik. Dukungan pelanggan miskin, dan masalah teknis yang banyak. Pada akhir 2007, Snopcat memberhentikan sekitar 60% dari tenaga kerjanya.
Blog Valleywag menulis sebuah artikel bahwa Fanning sudah lama meninggalkan Snopcat dan mulai bekerja di usaha lain, Rupture.
Di Desember 2006, Fanning mengembangkan Rupture, yaitu alat jejaring sosial yang dirancang menangani tugas pembuatan profil gamer. Dia menyebutnya sebagai ” ruang komunal dan memfasilitasi komunikasi antar pemain World of Warcraft. Bisnisnya kemudian diakuisisi oleh Electronic Arts sebesar $ 15 juta. Karirnya di Electronic Arts hanya berumur pendek ketika putaran PHK pada bulan November 2009, termasuk dia dan timnya di Rupture.
Beberapa bulan setelah Fanning dipecat dari Electronic Arts, Dia mendirikan sebuah perusahaan baru yang disebut Path.com. Untuk bisnis kali ini, dia masih belum diketahui nasibnya disana. Secara kasat mata untuk bisnis sosial, Path menjadi salah satu sosial media yang banyak dipakai di Indonesia.