Rasa ingin tau Shubham Banerjee
Shubham Banerjee, CEO 13 tahun, pendiri perusahaan Braigo Labs, pembuat printer untuk Braille pertama. Seorang ahli mesin yang mampu membuat sesuatu yang tidak dia pahami. Dia normal. Banerjee bahkan tidak tau arti kata Braille hingga tahun lalu.Semuanya ada karena rasa ingin tahu. Rasa ingin tau bagaimana untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
“Ketika saya menemukan biaya printer Braille, saya sangat terkejut,” kata Banerjee untuk Business Insider.
Yang paling penting, Banerjee sukses memecahkan masalah selama puluhan tahun yang telah menahan begitu banyak orang tunanetra di seluruh dunia: tingginya biaya printer Braille.
Banerjee mengatakan printer-nya secara signifikan dapat mengurangi harga printer Braille untuk kurang dari $ 500. Menurut website-nya, ada 285 juta orang tunanetra di seluruh dunia, dan 90% dari mereka tinggal di negara-negara berkembang. Ini tidak mudah bagi mereka di negara berkembang, yang miskin pastilah suksar untuk sekedar printer, bahkan untuk standar negara maju harga standarnya sudah mahal.
Terkesan dengan produk dan visinya, Intel pun datang memanggilnya di September lalu. Mereka mengatakan berminat untuk berinvestasi di perusahaannya kecilnya. Investasi itu pun resmi dibuat di Intel Capital Global Summit. Ketika itu Braigo Labs disebut-sebut sebagai salah satu dari 16 startups teknologi investasi Intel di tahun ini. Meskipun jumlah tepatnya nilai dari investasi itu tidak mau diungkapkan, dilaporkan ada beberapa ratus ribu dolar.
Dengan dana Intel, Braigo Labs berencana untuk membangun prototipe baru yang lebih menyerupai printer biasa, dan membawanya ke pasar tahun depan. Banerjee mengatakan ia tidak memiliki rencana berlebihan untuk memperluas ke kategori produk lain pada saat ini. Namun, printer Braille tampaknya hanya bagian dari mimpi besar yang ada dalam pikirannya, pasti akan ada produk baru dari bocah 10 tahun ini.
“Saya ingin melakukan rekayasa di bidang medis ketika saya tumbuh,” katanya lagi. “Dan saya ingin menyelesaikan kuliah.”